Biola Na Mabugang II pada episode TIAS kali ini memang sedikit berbeda dengan Biola Na Mabugang bagian I. Untuk plot cerita kali ini, Maliki dan Syafii pergi meninggalkan hutan tempat mereka selama ini menuju perkampungan dengan tujuan mencari sanak saudara mereka, baik dari pihak ibu maupun ayahnya. Mereka juga berharap ibu mereka masih hidup, walaupun mereka merasa harapan itu sangat kecil. Turun dari hutan, mereka tinggal di rumah Japantak, seorang “seniman Mandailing” yang nyentrik. Beragam hal-hal lucu dan sedih mewarnai mereka yang baru pertama kali berinteraksi dengan orang lain, mulai dari memakan sabun mandi sampai terheran-heran melihat orang ramai di pekan (pasar). Mereka juga akan bertemu seseorang yang akan mengingatkan mereka kembali dengan semua kenangan bersama Kareen.
Salah satu hal menarik (atau sama sekali tidak menarik) adalah tokoh yang memerankan Maliki diganti. Alasannya tidak penulis ketahui. Untuk diketahui, Biola Na Mabugang 2 ini terdiri dari 2 bagian (part I dan II). Screenshoot di bawah ini adalah screenshoot dari film Biola Na Mabugang 2 Part I. Penulis belum memiliki film Biola Na Mabugang 2 Part II disebabkan belum sempat mengunjungi toko musik langganan penulis di Panyabungan.
Berikut beberapa screenshoot dari film tersebut :
Cover Biola Na Mabugang II
Maliki dan Syafii ketika beristirahat di dekat perkampungan
Maliki sedang memainkan biolanya ketika beristirahat
Interaksi pertama mereka dengan manusia adalah berjumpa dengan seorang gadis yang pulang dari tapian
Keluarga Japantak, tempat Maliki dan Syafii nantinya tinggal
Japantak dan anaknya terkejut dengan kedatangan Maliki dan Syafii dari semak-semak hutan
Syafii mengira sabun adalah sejenis makanan. Setelah mulutnya berbusa karena memakan sabun, ia baru tahu bahwa sabun bukanlah makanan
Syafii dan Maliki bercerita kepada Japantak tentang asal-usul mereka
Japantak memberikan “kursus” kepada Syafii dan Maliki tentang bagaimana menggunakan beberapa alat musik tradisional Mandailing
Syafii dan Maliki untuk pertamakalinya memakai baju
Syafii dan Maliki terheran-heran melihat pasar yang ramai berikut bermacam barang dagangannya
Janet, mahasiswa dari Belanda membeli aronduk (tas tradisonal Mandailing)
Pertemuan mereka dengan Janet mengingatkan mereka dengan Kareen
Untuk soundtrack, pada Biola na Mabungan 2 part I ini hanya mempunyai 1 OST, tidak seperti Biola Na Mabungang 1 yang mempunyai 4 OST. Berikut link downloadnya, dan dengan mengkilk link di bawah ini, otomatis anda sudah setuju dengan ketentuan download di mompangjulu.wordpress.com.
Bersambung… (insyaAllah)
tanggung2 sjo dottong flm nai, krmma tu pasaman kaset nai bht2. ama natagian i.
Dalam filem Biola Na Mabugang 2 part 1 ini kisah cinta antara Safi’i dengan gadis desa Siti Zasura yang diam diam memendam perasaanya terhadap putri induk semangnya itu Japantak , diakhir cerita dipasrahkannya kepada yang maha kuasa karena ketidak berdayaannya menghalangi Safi’i lari dari rumah , lewat tulisan dia berpesan ” Kehema Abang pala Na Kehe, Obanma sude haholongan kon ” katanya dalam tulisan diatas daun, setelah dibaca Safi’i akhirnya dia berbalik arah dan berseru memanggil Siti Zazura dan Siti Zazura masih menunggu di air sungai yang mengalir perlahan itu , akhirnya Safi’i menjabat erat tangan Siti Zazura pertanda babak baru di mulai dan filem pun berahir sampai disitu. bagaimana kisah selanjutnya mari sama sama kita nantikan kisah selanjutnya.
Filem Biola Na Mabugang part 2 ini menggambarkan kehidupan di desa yang damai, apalagi sond track nya cukup mengena ke dalam hati , “percintaan” kata yang begitu abadi dari tempo dulu hingga zaman sekarang tak bosan bosan nya orang menceritakan kisah tersebut begitu juga di dalam filem Biola Na Mabugang part 2 ini dikisahkan percintaan sejoli anak muda yang beranjak remaja Safi’i bersama pasangannya di filem Siti Zazurah seorang gadis belia yang lugu dan ikhlas menjalani hidup ini apa adanya di pasrah menyerahkan hidupnya ke pada Safi’i yang nota bene anak semang ayahnya yang menumpang di rumahnya , ibunya pun berhati tulus kepada anak muda yang menumpang ini di rumahnya sementara safi’i dan abangnya Maliki asyik bermain Gendang asuhan bapaknya Zazura diam diam dia memperhatikan kedua anak muda ini dan pada suatu hari Siti Zaura memberikan seikat daun daunan bahasa cinta kepada Safi’i dalam hal ini Safi’i tidak mengerti apa arti daun daunan tersebut , dan dilihat oleh ayahnya Zazura yakni Japantak dan menjelaskan apa arti susunan daun daunan tersebut . suat hari Japantak mengajak kedua nak asuhnya itu sekedar berjalan jalan ke pekan Hari Rabu , betapa tercengangnya mereka ketika mereka sampai ke pasar , dan mereka di belikan oleh Japantak Kue Sagu, yang belum pernah mereka makan sebelumnya ternyata kata Safi’i enak sekali kuenya lebih enak daripada Durian, betapa riangnya hati kedua anak muda itu , disaat yang demikian dia teringat akan gadis temannya dulu sewaktu di Hutan yang bernama Karin Janita , dia seakan tidak bisa membedakan antara Maria Janet dengan Karin Janita , sementara itu Maliki tetap melangkah pelan matanya tertumpu ke ujung jalan dan semakin kencang jalannya sambil memanggil Ibu………… katanya dengan keras dan orang pun heran melihat tingkah laku kedua anak muda ini , sesampainya di ujung jalan tidak ada satupun yang mereka temui termasuk yang mereka sangkakan ibu mereka , sampai malam menjelang pikiran Maliki masih tertuju kepada soso ibunya yang telah lama hilang tanpa kabar beritanya , di gubuk kecil tempat mereka mangkal Japantak menasihati Maliki ” anggo nabotul mei dabo inangmuyu i , dijalaki ia dei hamu , posma rohamu luas poken domai hita jalahi pado adatna ro dopei. kata Japantak sambil menghisap cerutunya dari daun nifah.